Jumat, 06 Desember 2013

PostHeaderIcon Simple Interaction Design Model & Star Life Cycle


Simple Interaction Design Model




 gambar simple interaction design model

       Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai engan kebutuhan, lalu didesain sesuia dengan persyaratan yang telah ditetap kan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah racangan tersebut dievaluasi.

    Evaluasi dapat dilaukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali didesain ulang atau apakah rancanagn tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berbupar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.


Star Life Cycle 


Pada tahun 1989Star siklus hidup model yangdiusulkan oleh Hartson dan Hix seperti yang ditunjukkan pada gambar: 
 
 
Dalam siklus permodelan ini, pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus diakhir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design). Dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas.
Setelah itu, apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses yg selanjutnya, yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian seperti tahap pertama.
Selanjutnya akan tetap sama, terjadi pada tahap-tahap selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.
Intinya pada rancangan model ini, evaluasi dilakukan di setiap tahap, tidak hanya pada tahapan akhir seperti model-model rancangan yang lainnya.

PostHeaderIcon V MODEL

Latar Belakang V Model

Pada tahun 1986, Federal Ministry for Defense negara Jerman memulai dua proyek teknologi informasi. Kedua proyek tersebut adalah software development environment for information system (SEU-IS) dan software development environment for weapon and weapon delivery systems (SEU-WS). Dalam pelaksanaan kedua proyek tersebut ada beberapa goal yang ingin dicapai yaitu:
  • Membuat biaya dan proses-proses yang ada pada seluruh software development process menjadi jelas.
  • Menerapkan minimum standard untuk menjamin kualitas software yang dihasilkan
  • Melakukan standarisasi dan membuat software development process lebih transparan
V Model dikembangkan untuk mewujudkan goal di atas. Hal ini disebabkan karena model-model yang ada pada masa itu dirasa belum sesuai dengan kebutuhan yang ada. Variant pertama V Model muncul pada tahun 1988 sebagai akibat dari proyek SEU-WS. Lalu pada tahun 1991, variant V Model yang lebih baru muncul karena proyek SEU-IS. Hal ini terus berlangsung. Begitu dirasa adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan maka akan dikembangkan variant V Model yang baru.

V Model merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya.

Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya:

  1. Requirement Analysis & Acceptance Testing 
    Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak. 
     2.  System Design & System Testing
    Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
    3.   Architecture Design & Integration Testing
    Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.  
    4.  Module Design & Unit Testing 
       Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.  

    5.   Coding
         Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.

    Kelebihan V Model
     1. V model sangat fleksibel. V model ini bisa digunakan untuk project tailoring serta penambahan pengurangan method dan tool secara dinamik
    2.  V model dikembangkan dan di maintain oleh publik. User dari V model berpartisipasi dalam change board yang memproses semua change request terhadap V model. 

    Kekurangan V Model
    1.  V model hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek hal tersebut disebabkan karena V model merupakan model yang project oriented. 
    2.  V model bersifat terlalu fleksibel sehingga mengakibatkan beberapa aktivitas-aktivitas yang digambarkan dalam V model menjadi terlalu abstrak. Hal tersebut mengakibatkan tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak. 

    Penggunaan
     V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku
    terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman.
    Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek
    teknologi informasi lain.  

About Me

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.

follow

Followers